Fix Kami Tim Selow : Liburan Dadakan ke NTT
Pembicaraan seminggu sebelumnya saya yang akan menemui dia di Maumere, tapi nyatanya sampai 2 hari sebelum keberangkatan seperti tidak ada apa. H-1 pun masih sibuk dengan kerjaan masing-masing hingga sore sebelum Ashar saya harus make sure lagi dan akhirnya Rapid. Malamnya baru beli tiket untuk jam 06.00 karena emang cuma 1x flight ke sana. Setelah terima tiket harus isi e-HAC dulu baru packing dengan baju seadanya karena sudah jam 23.00 juga. Males ribet karena bawa ransel dan juga cuma 3 hari aja.
Welcome To Frans Seda Maumere Airport |
Begitu sampai di Bandara Frans Seda Maumere, kami harus menunggu sebentar untuk pengecekan suhu, dan mengisi tujuan selama berada disana. Walaupun di lakukan secara manual tapi menurut saya tidak terlalu lama kok apalagi penumpangnya kan memang tidak begitu banyak.
Begitu keluar pintu kedatangan disambut pacar yang duduk manis sambil main hape, yeah as always sih. Kami berdua pun nongkrong di depan pintu kedatangan dulu buat mastiin rencana mau kemana. Ditambah lagi saat itu dia naik motor membayangkan ke Ende naik motor sempat merasa seru. Tapi setelah melaluinya merasa bersyukur banget kenapa punya pacar yang pengertian gitu sampai kita harus sewa mobil. Dan di balik di sewanya mobil ada tragedi dan trauma saya harus muntah dan menahan malu karena dengan percaya dirinya sebelum menuju Ende sempat diingatkan kalau biasanya yang baru pertama kali kesana akan mual bahkan muntah. Padahal sebentar lagi akan melalui jalan masuk ke Danau Kelimutu tapi saya harus bilang nyerah dengan situasi saya seperti itu karena merasa gak nyaman.
Kami menghabiskan sore itu main ke pantai di Ende dan saya sempat berinteraksi dengan seorang Ibu yang tampak asyik sedang mencari sesuatu di antara bebatuan dan rumput-rumput itu dan katanya sedang mencari siput sedangkan saya lagi ama siipoet gak ada bedanya kan?😝
Ada cerita rakyat yang beredar kalau Gunung yang difoto itu adalah gunung berapi namun oleh seorang Raksasa dipotong bagian atasnya sehingga seperti yang terlihat hingga menjadi rata dan bagian atasnya entah kemana. Hanya pedang yang digunakan untuk memotong bagian gunung tersebut berada di pulau yang ada di arah berlawanan dan cukup jauh juga ditempuh lokasinya, menurut info dari Ipoet juga sih.
Pengen Ngumpul terus Diikat ama Emas bisa gak sih? |
Di pantai ini banyak di temukan batuan yang menyerupai permata. Menurut artikel yang saya baca, ini merupakan hasil erosi dari kaca dan butuh lebih dari 30 tahun untuk memecahkan kaca sehingga bisa terlihat seperti pertama. Dengan warna warni yang ada membuat terlihat indah karena dasar dari pasir disini berwarna hitam.
Pulangnya dari pantai kami memutuskan makan di rumah makan sunda tapi menu yang di tawarkan gak begitu sunda banget sih. Tapi so far makanannya enak dan juga mengenyangkan tentunya. Gimana tidak, sebelum ke pantai diajak makan bakso yang sangat banyak isinya, kemudian malamnya makan nasi beserta ikan bakar dan sayur bunga pepaya yang tidak pahit.
Begitu selesai makan, kami balik ke LCR Hotel dan cuma sempat ngobrol sebentar dan akhirnya saya bisa tidur nyenyak secara sudah sangat terlalu kenyang dan juga capek dalam perjalanan. Oh ya hotel LCR ini recomended sih buat kalian cari hotel yang baru dan kasurnya enak.
-----------------------------------------------------
Hari kedua di Ende sesuai kesepakatan kami akan kan kembali ke Maumere namun sebelumnya akan mampir ke Danau Kelimutu. Sebelum berangkat kami mampir dulu untuk beli roti-rotian, karena waktu tempuh sekitar 4 jam untuk kembali dan juga tidak ada tempat singgah nantinya. Walaupun masih agak trauma dengan perjalanan kemarin, mau tidak mau saya harus lebih siap menghadapinya. Lebih tepatnya memilih untuk tidur atau sekedar mencoba menikmati perjalanan dengan jalanan yang berkelok-kelok dan cara nyetir Ipoet yang gak nyante. Bahkan sempat berujar, apa tidak ada cara lain bisa langsung tiba di Maumere lebih cepat. hahahah.
Waktu tempuh dari kota Ende ke Danau Kelimutu memakan waktu sekitar sejam lebih, itupun diselingi dengan makan rerotian dan tidur tentunya. Namanya masih trauma kan yak. Setibanya di pintu masuk Danau Kelimutu terjadi sedikit perdebatan kecil antara kami, karena kami belum sempat membeli tiket dan petugasnya sepertinya cuek dan akhirnya kami memutuskan naik terlebih dahulu baru kemudian membayar setelah membayarnya. Yeaaah gak patut di contoh sih tapi kami tetap bayar kok setelah itu.
Aku lelah Bang |
Ternyata untuk sampai ke Danau Kelimutu tidak semudah yang saya bayangkan, karena sempat membandingkan dengan Danau Linow di Manado. Begitu masuk, kalian akan melewati hutan yang cukup banyak Monyet. Ya walaupun tidak mengganggu tapi kalau lihat Monyet segitu banyaknya dan ngelewatin kita kan rasanya keder juga. Kemudian setelah melewati hutan ada tempat dimana kalian bisa beristirahat sedikit di Gazebo tersebut untuk menguatkan mental naik ke bagian puncak dimana dari puncak tersbut kalian bisa menikmati pemandangan Danau Kelimutu yang sangat sangat indah. Bahkan hasil foto saya terasa editan di karenakan tempatnya benar-benar sebagus itu. Cuma kalau melihat anak tangga yang akan di langkahi rasanya juga capek. Tapi jangan bilang kalau Icha gak penasaran, maka kami pun pelan-pelan naik ke atas puncak sambil sesekali memperlambat ayunan langkah kaki karena bertemu dengan beberapa orang yang akan turut atau sekedar mengambil gambar.
Begitu sudah dekat dengan puncak, sayapun membuka masker bukan apa sih tapi bau dari Belerang membuat saya terbatuk-batuk dan rasanya agak susah untuk bernapas. Setelah sampai di Puncak kalian bisa menikmati ketiga danau berwarna tersebut. Menurut Ipoet sih, danau yang arah kiri itu sudah tidak pernah berubah warna, dan airnya juga gak begitu banyak seperti di sebelah kanan. Mungkin juga dikarenakan kemarau juga ya.
Selanjutnya kami lanjut balik ke Maumere karena besoknya saya harus pulang ke Makassar lagi. Lama perjalanan sekitar 3 jam lebih dari Danau Kalimutu padahal jaraknya 100an kilometer tapi karena jalannya berkelok-kelok jadi gak bisa terlalu ngebut. Ditambah semakin ngebut, pasti saya muntah lagi. Huftttt. Sampai di Maumere, kami memilih untuk nginap di Sylvia Hotel yang jaraknya cukup dekat dari Bandara dan mereka menyediakan free shuttle baik pergi ke Bandara ataupun antar ke Hotel. Lumayan gak pusing sih karena saya ditinggal Ipoet pulang ke Ropa jadi harus sendirian deh.
------------------------------------------------------
Last day di Maumere, bangun pagi terus sholat habis itu nonton terus mandi terus sarapan terus siap-siap balik deh. Pengalaman menyenangkan bisa ke NTT ya walaupun cuma 3 hari, jadi punya pengalaman yang berbeda dibanding trip saya ke Ambon yang masih sangat ramai dan ada applikasi online jadi bisa kemana saja walaupun agak malam. Disini cuma beberapa tempat yang ramai, lainnya masih gelap. Sempat ngerasa takut gak kebayang itu kalau sendirian sih.
Berikut Rincian Pengeluaran Transportasi, Akomodasi, dan Tiket masuk ke Kelimutu kami
1. Sewa Mobil : Rp. 600.000,-/Hari (Udah Nego nih dari harga Rp.800.000 sebelumnya) exc. Bensin
2. LCR Hotel : Rp. 460.000,-/Malam/Kamar
3. Sylvia Hotel : Rp. 260.000,-/Malam/Kamar
4. Tiket masuk : Rp. 7.500,-/Orang
5. Tiket masuk Mobil : Rp. 20.000,-
Kalau untuk makanan masih masuk akal kok, sama aja kayak di Makassar
8 Comments
jadi ingat 2016 saya mengelilingi NTT dan NTB hampir 3 mingguan, seru banget deh pengalamannya indah banget tak terlupakan, nyari2 orang biar ada temennya supaya bisa sharing biaya hahaha mobil atau kapal, akhirnya nemu beberapa orang Indonesia dan bule sampai sekarang akhirnya bersahabat
ReplyDeletePengalaman seru banget ya berkunjung ke Kelimutu yang hits, pantainya juga unik banget ada perkaranya..Indonesia kaya banget memang..
ReplyDeleteGokiiiil kalian :D. Aku ga prnh bikin trip jauh dadakan gitu , pasti dr jauh2 HR udh disusun hahahaha.
ReplyDeleteKalopun mendadak, itu cuma trip yg Deket, kayak dr JKT ke Bandung ato mentok ke solo yg msh bisa pake mobil. Kalo pesawat, udh dipastikan ga pernah dadakan wkwkwkwk. Tapi seru juga kayaknya ya mba :D. Pgn coba kalo udh ga pandemi :D. Bagus banget NTT mah. Dr dulu aku pgn kesana. Sbnrnya ada plan mau ke timor Leste. Kan hrs dr Kupang tuh. Nah niatnya, di NTT bbrp hari juga biar sekalian :).
Aku tuh pengen banget bisa naik puncak dan melihat langsung keindahan Kelimutu. Cuman membayangkan saja dari hasil baca tulisan teman-teman sudah membuat keder hehehe...
ReplyDeleteLiburan selow tiga harinya, menurutku, keren nian Mbak. Secara di Indonesia timur gak ada yang gak istimewa soalnya. Waktu di Maumere aku belum ada kesempatan dapat makanan khas sana. Yang ada kebanyakan masakan Jawa wkwkwk...
Berlibur yang seru dan asik.
ReplyDeleteMenikmati keindahan alam yang selama ini hanya bisa dinikmati malalui gambar.
Kalau untuk penduduk asli sendiri, gimana kak?
Bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia? Atau harus bahasa daerah setempat?
perjalanan dadakan yg berkesan banget ya kak.. aku ikut terpesona dengan keindahan Danau Kelimutu, takjub dengan semua bentangalamnya.. Btw kak, bebatuan cantik itu bisa dibawa pulang gak ya buat koleksi?
ReplyDeletemeski dadakan tapi berkesan banget yaa. terus jadi enggak mbak bawa batu-batuan kaca seperti permata itu? bagus itu dijadiin cincin atau gelang atau biji liontin mbak. Btw danaunya cantik banget jadi kepingin deh jalan ke sana
ReplyDeleteMasyaAllah bikin ngiler perjalanannya Mba Icha.
ReplyDeleteItu pantainya batuannya emang bener ya macem permata, keren banget. Itu kalau diambil dibolehkan apa si mba buat kenang2an gitu? Ah semoga ada rejeki bisa main ke sini.