Sosial media bisa saya simpulkan adalah salah satu wadah kita untuk bersosialisasi dengan banyak orang tanpa harus bertemu. Kita dapat mengenal orang tersebut hanya dengan hal-hal yang dibagikan. Cara mengaktualisasinya dengan membagikan postingan berupa pesan, gambar dan juga video. Semudah itu kita melihatnya bukan?

Siapapun bisa mengakses sosial media tanpa terkecuali, bahkan ada batita sudah tahu cara melihat video di handphone orang tuanya. Bukan hal yang baru ataupun aneh di kehidupan kita yang serba canggih ini. Hanya kita belum bisa secanggih gadget yang kita gunakan. Sedikit-sedikit lihat gadget, bahkan saat bepergian lebih sering menggenggam gadget padahal punya tas super mahal dan ukuran cukup lowong untuk ukuran gadgetnya. Apa sudah menjadi habbit?

Cukup dengan paket data, kita dapat mengakses sosial media tanpa batasan waktu. Entah seberapa sering digunakan sosial media ini mulai dari pagi hingga malam hari. Dimanapun kita butuh, maka akan melihatnya. Saat bersosialisasi dengan orang banyak, terkadang masih sempat melihatnya meski itu cuma sekedar iseng untuk scroll up.

Saya sendiri menggunakan sosial media sudah sekitar 10 tahun, mulai dari jaman Hi5, Friendster, Facebook sampai sekarang yang paling banyak penggunannya adalah Instagram. Bahkan saya punya beberapa akun untuk beberapa sosial media ini dengan alasan klise tentunya, lupa password. Sekarang semakin banyak platform dan semakin mudah diaksesnya membuat kita tidak menyaring semua berita yang ada. Hanya dengan berita yang tidak terkonfirmasi dengan pelaku dapat membuat asumsi publik yang sangat banyak. 

Media sosial membuat orang sangat mudah dikenal meskipun itu bukan serang tokoh penting dalam suatu organisasi, ataupun publik figur. Orang biasapun dapat dengan mudah mencuri perhatian dengan yang mereka tampilkan, dengan istilah hal receh sekalipun. Dalam buku yang pernah saya baca, cara untuk dikenal orang cuma ada 2 tipe yaitu tipe orang yang baik dan juga tipe orang yang buruk. Maka ketika memilih salah satu tipe tersebut harus maksimal dalam melakukannya untuk mencapai satu tujuan yang disebut viral.

Namun dengan semakin mudahnya akses sosial media yang digunakan, kita tetap harus berhati-hati dengan berita yang kita lihat bahkan kita share karena mulai sekarang sudah ada Undang-Undang yang mengaturnya. Bahkan ada meme yang menyebutkan bahwa ibu jari netizen lebih kejam daripada ibu tiri. Cukup menggelitik tapi itu fakta yang terjadi diluar sana. Lebih baik memilih sumber berita yang sudah tepat dan terbukti. Hiduppun terasa indah dengan tidak terlalu banyak berasumsi, bukankah kita suka hal yang pasti-pasti saja.

So, bijaklah dalam menggunakan sosial media yang kamu punya. 



0 Comments